TEORI KONFLIK DIALEKTIKA RALF DAHRENDORF

 Rahmi faradila

20107020017

UIN Yogyakarta


Ralf Dahrendorf adalah salah satu tokoh sosiologi modern berkebangsaan Jerman. Beliau lahir pada 1 mei 1929. Ayahnya bernama Gustav Dahrendorf dan ibunya bernama Lina. Pada tahun 1947-1952 Dahrendorf belajar filsafat, psikologi dan sosiologi di Universitas Hamburg. Dan Dahrendorf wafat pada tanggal 17 juni 2009 di Cologne, Gemany. Karya utama Dahrendof ialah membahas mengenai konflik pada masyarakat industrial. Tokoh yang mempengaruhi pemikiran Dahrendorf adalah Talcots Parsons, Karl Marx, dan Marx Weber. Munculnya konflik dialegtika Dahrendorf berasal dari kritik atas teori struktural fungsional secara umum dan kritik terhadap persenian khusus. Namun model teori konflik dialektika juga sumbangan dari model teori konfliknya Marx dan Weber.

Saya mengenal Dahrendof dari beberapa jurnal yang saya baca salah satunya yaitu teori konflik dialektika Ralf Dahrendorf. Teori  konflik secara  umum  merupakan  anti  tesis  dari  teori  fungsionalisme  yang  melihat perkembangan  dan  perubahan  sosial  bersifat  statis.  Struktur  sosial  menurut  teori  konflik  tidak  berwajah  statis  melainkan  dinamis  atau  dialektis.  Secara  spesifik,  teori  konflik  dialektika  yang dikemukakan  oleh  Dahrendorf adalah sanggahan terhadap  pandangan-pandangan  Parsons  dan terhadap teori struktural fungsional secara keseluruhan (Turner, 1974: 92). Bagi Dahrendorf, apa yang dirumuskan oleh Parsons dan pengikutnya tentang tatanan masyarakat   hanyalah menampilkan wajah baik saja, tetapi melupakan wajah buruk ugly face masyarakat. Untuk membangun teorinya, Dahrendorf  melakukan kombinasi atau modifikasi dari teori-teori konflik yang ada, lebih khususnya mengambil model dari teori konflik Karl Max dan Marx Weber. Pemikiran dua tokoh penggerak teori konflik ini dikaji secara mendalam oleh Dahrendorf lalu secara cerdik dijadikan pijakan melalui separuh penerimaan dan separuh penolakan.

Menurut pemahaman saya Mula-mula teori Konflik dilihatnya sebagai teori parsial, yang dapat  dipakai  untuk  menganalisa  fenomena  sosial. Dahrendorf  melihat realitas sosial memiliki dua wajah (konflik dan konsensus). Karena itu teori sosiologi dibagi menjadi dua bagian teori konflik dan teori konsensus. Disini terlihat bahwa Dahrerndorf dengan  teorinya berusaha  menyempurnakan  pendapat Marx  dan  Weber  mengenai realitas  sosial,  dimana  konflik  yang  tercipta  itu  disebabkan  karena  kepentingan  yang  saling bertentangan dalam struktur sosial. Untuk  mengatasi  konflik yang  terjadi  antara  superodinat  dan  subordinat,  Dahrendorf menawarkan konsep ICA. Kekuasaan yang dihimpun dalam ICA secara dominan dapat meredam konflik. Menurutnya, suatu kepentingan yang tacap kali menyebabkan konflik bisa dinegosiasikan antar  kelompok  dalam  ICA  jika  sudah  menjadi  kelompok  kepentingan  yang  riil.  Sehingga bergabungnya individu   yang   memiliki   kepentingan   sama   dalam   sebuah   kelompok   yang terorganisir menjadi hal yang penting.

Salah satu contoh dari teori konflik dialektika yaitu, Covid 19 yang sudah lama menyebar diberbagai Daerah, Kota, bahkan Negara, sangat berdampak pada masyarakat sekitar, tidak hanya terancam karna kesehatan saja tetapi pendidikan dan ekonomi. Semenjak adanya covid 19 ini banyak aset yang turun karna dibelakuakannya lockdown atau di rumah saja sehingga karyawan kantoran ada yang terkena PHK, dan pedagang kaki lima bangkrut karna tidak ada pemasukan. Masyarakat berusaha untuk mengatasi permasalahan ini supaya tidak meningkatnya kemiskinan kepada masyarakat.

Referensi:

Izza, Y. P. (2020). TEORI KONFLIK DIALEKTIKA RALF DAHRENDORF. At-Tuhfah: jurnal studi kasus keislaman. vol.9,No.1,2020.

Ritzer, G. (2012). TEORI SOSIOLOGI DARI SOSIOLOGI KLASIK SAMPAI PERKEMBANGAN TERAKHIR POSTMODERN. (EDISI KEDELAPAN). PUSTAKA PELAJAR. YOGYAKARTA.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELALU BERUSAHA DEMI MEMBAHAGIAKAN ORANG SEKITAR TEORI PRAKTIK PIEERE BOURDIEU