Pemikiran Postmodernism Di Masyarakat Umum Menurut Zygmunt Bauman

Rahmi faradila

20107020017


Zygmunt Bauman, salah satu sosiologi Eropa yang paling terkenal dan produktif beberapa dekade terakhir, Bauman meninggal dirumahnya di Leeds, Inggris, senin 9 Januari 2017 di usianya yang ke 91 tahun. Cendikiawan kelahiran polandia beraliran sayap kiri ini tekenal sebagai pemikir fluiditas identitas dalam dunia modern, Holocaust, Konsumerisme dan globalisasi. Zygmunt Bauman lahir di Pozna, polandia pada tanggal 19 November 1925. Sewaktu muda ia pindah ke rusia bersama keluarganya untuk melarikan diri dari invasi NAZI, bergabung dalam satuan militer polandia selama perang dunia kedua, dan menjabat sebagai mayor dalam kesatuan militer. Lalu ia berbalik arah menekuni dunia sosial, dimana saat itu sosiologi disatukan dengan filsafat kontinental. Pada tahun 1968, ia mendapat gelar profesor sosiologi dari Universitas warsawa Polandia dan sempat mengajar disana. Tak lama kemudian ia dipecat dari jabatan pengajar di Universitas tersebut karena diketahui menyimpan identitas ayahnya yang penganut zionisme. Zygmunt Bauman adalah analis dunia modern yang menawarkan wawasan yang tajam, mengenai dunia postmodern. Karya-karya Bauman seperti Modernity and Ambivalence, Modernity and the Holocaust adalah karya seorang modernis, sementara karyanya seperti postmodern Ethics dan Life in Fragments: Essay in Postmodern Morality adalah karya yang menunjukan bahwa ia pun seorang postmodernis.

Dalam pemhaman saya dari pemikiran Baumna mengenai sosiologi postmodern bahwa postmodernisme merupakan suatu ide baru yang menolak atau pun yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori pemikiran masa sebelumnya yaitu paham modernisme yang mencoba untuk memberikan kritikan-kritikan terhadap modernisme yang dianggap telah gagal dan bertanggung jawab terhadap kehancuran martabat manusia ia merupakan pergeseran ilmu pengetahuan dari ide-ide modern menuju pada suatu ide yang baru yang dibawa oleh postmodernisme itu sendiri. postmodernisme tidak dapat dilepaskan dari modernisme itu sendiri. Kata modernisme mengandung makna serba maju, gemerlap, dan progresif. Modernisme selalu menjanjikan pada kita untuk membawa pada perubahan ke dunia yang lebih mapan di mana semua kebutuhan akan dapat terpenuhi. Rasionalitas akan membantu kita menghadapi mitos-mitos dan keyakinan-keyakinan tradisional yang tak berdasar, yang membuat manusia tak berdaya dalam menghadapi dunia ini (Maksum, 2014: 309). Namun demikian, modernisme memiliki sisi gelap yang menyebabkan kehidupan manusia kehilangan diorientasi. Apa yang dikatakan oleh Max Horkheimer, Ardono, dan Herbert Marcuse bahwa tersebut melahirkan sebuah penindasan dan dominasi disamping juga melahirkan kemajuan.

Salah satu contoh dalam diri saya sendiri adalah, dulu sewaktu saya masih SD hingga SMP saya bercita-cita ingin menjadi dokter, dokter anak-anak khususnya, saya sangat suka dengan anak kecil, karna itu saya ingin menjadi dokter anak ingin membantu dan selalu ada di samping mereka bukan hanya di saat mereka senang saja, tetapi di saat mereka sedang sakit saya ingin membantunya. Tetapi setalah berkembangnya zaman yang sangat cepat dan dengan didukungnya kecanggihan teknologi pada zaman sekarang, saya sempat berfikir ingin menjadi youtuber terkenal seperti Ria Ricis, ingin menjadi influencer seperti Rachel Venya, dan setelah saya fikir kembali untuk menjadi seperti mereka tidak mudah harus ada kerja keras, semangat, dan konsisten dalam apa yang mereka lakukan. Sama seperti cita-cita yang ingin kita dapatkan.

Refereensi:

Hermawan, D. (2017). SOSIOLOG TERKENAL ZYGMUNT BAUMAN MENINGGAL DI USIA 91. inspirasi kemakmuran bangsa.

Setiawan , J., & Sudrajat , A. (2018). PEMIKIRAN POSTMODERNISME DAN PANDANGANNYA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN. Jurnal Filsafat, ISSN: 0853-1870 (p); 2528-6811(e), 25-46.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELALU BERUSAHA DEMI MEMBAHAGIAKAN ORANG SEKITAR TEORI PRAKTIK PIEERE BOURDIEU

TEORI KONFLIK DIALEKTIKA RALF DAHRENDORF